Isnin, 23 November 2009

SYARAT MENJADI PENYIAR RADIO/TV

Di setiap kota besar dan menengah di Indonesia, ada puluhan ribu pelajar
seperti Agil yang ingin menjadi penyiar. Walaupun Agil sendiri tidak menyebutkan
kota dan minat Broadcastingnya (radio? televisi?) namun Dokter akan tetap
membekali Agil dan teman-teman seperjuangan dengan kiat & pengetahuan
yang penting utk diketahui.

Di tahun 80an, banyak radio kawula muda yang sengaja mempekerjakan para
pelajar SMA sebagai penyiar. Para penyiar muda ini malah dianjurkan untuk
tetap memakai seragam putih-abu2nya, agar para pendengar yang kebetulan
datang ke studio bisa melihat sendiri bahwa “radio ini gue banget!”

Di zaman sekarang, remaja punya banyak cara untuk memamerkan siapa
dirinya: warna rambutnya Sunset Red, merek tas sekolahnya Oakley,
handphone-nya Sony Walkman Phone, nongkrongnya di PIM-2, dst. Tetapi
di tahun 80an identitas remaja yang bisa dia tunjukkan pada dunia hanyalah
musik yang dia ketahui dan radio yang dia dengarkan. Dia mutlak tahu
lirik lagu terbaru dari Duran Duran, dan biasanya hafal nama semua penyiar
di radio2 terkondang. Hiburan selain radio dan bioskop? Gajah Mada Plaza,
Ratu Plaza, dan TVRI Programa 2. Anda terbayang sebuah era tanpa
Handphone, Computer, SMS, Friendster, E-mail, apalagi Internet?

Karena itu pula di zaman itu para pelajar malu jika tertangkap basah
mendengarkan radio kakaknya atau radio bapaknya. Semua pelajar saat itu
mengaku pendengar Prambors, dan sampai tahun 90an pun masih banyak
yang mengaku sama meskipun dia juga mendengarkan Hard Rock FM atau
Indika FM. Sedangkan seorang pelajar SMA yang juga bekerja di sebuah
stasiun radio (seperti Fla TOFU di awal karirnya) adalah keistimewaan sekali.

Ini semua Dokter sampaikan agar Anda memahami fungsi dan esensi dari
Broadcasting:
1. Penyiar selalu (tanpa lelah, tanpa henti) berupaya menyengkan Audience-nya.
2. Radio (dan TV) mengudara atas dasar keinginan/pemikiran Audience-nya.
[Sponsor/Klien menjadi penting karena merekalah yang mendanai semuanya]

Dokter juga menceritakan ini untuk menggambarkan bahwa untuk menjadi
Penyiar di era sekarang ini lebih sulit karena Anda harus punya lebih dari
sekedar golden voice; Anda harus punya jiwa entertainer, harus mampu
berekspresi secara flexible, harus terdepan mengikuti segala trend lifestyle
& information, dan harus siap (tanpa cengeng, tanpa mengeluh) untuk tampil
di depan pendengar/penonton manapun untuk memenuhi keinginan Audience
dan klien yang membayar Anda.

Dari sini sebenarnya Anda bisa menarik kesimpulan tentang “Modal apa yang
harus disiapin untuk jadi Penyiar?”

Pertama, kita harus disiplinkan diri agar bisa selalu berusaha menghibur
Audience : jangan berfikir untuk jadi Penyiar jika Anda sulit menepati janji
dengan orang atau sering berganti mood setiap hari. Kalau Anda mengalami
kesulitan untuk mengendalikan ekspresi diri karena mood Anda mudah
berubah-ubah bagaikan cuaca, lebih baik Anda kerja di balik komputer
ketimbang di studio siaran.

Kedua, kita harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian
Audience kita; dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka. Kalau ingin
bekerja di radio otomotif, misalnya, biasakanlah diri dengan hobby mobil dan
motor. Jika ingin menjadi pembaca berita di Metro-TV, biasakanlah
mengkonsumsi berita setiap hari.

Ketiga, kita harus terbiasa disuruh-suruh sesuai tuntutan klien atau program.
Dalam prakteknya tuntutan ketiga ini sangat bervariasi, misalnya Anda :
• Diberi jam siaran Minggu pagi, padahal Anda paling susah bangun pagi
• Harus mewawancarai seseorang yang Anda sangat tidak suka
• Dituntut memakai celana pendek saat jadi TV-host, padahal lutut Anda jelek
• Diminta diet drastis karena setelah melahirkan koq terlihat gemuk di kamera
• Dan berbagai contoh yang terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu.

Dengan kata lain, kalau Anda merupakan tipe orang yang cenderung membantah
perintah atau setiap hari masih dibangunkan oleh Mama, maka sebaiknya Anda
kerja di bank saja… atau bikin perusahaan sendiri. Apalagi tugas sebagai
Penyiar menuntut Anda bisa memenuhi keinginan Audience, no matter what
the conditions and no matter who the Audience is.

Itulah tiga prasyarat yang menurut Dokter Penyiar harus dipenuhi sebelum Agil
dan siapa saja ingin mencoba menjadi seorang Penyiar (TV maupun Radio).
Semuanya berasal dari diri sendiri, dan mengingatkan kita bahwa sebelum
Stasiun TV/Radio atau Production House merekrut dan menseleksi Anda untuk
sebuah programnya, pastikanlah bahwa Anda sendiri sudah punya sikap mental
yang benar dan tangguh.

Mumpung Agil ini masih muda, Dokter mengusulkan untuk sekolah dulu untuk
mendapatkan ilmu dan nilai yang baik, karena nanti kalau sudah kuliah bakal
ada banyak kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa. Lagipula kalau
nilai SMA-nya bagus khan lebih mudah masuk ke Universitas pilihannya. Oh iya,
perluaslah pergaulan sejak SMA sekaligus untuk melatih kemampuan berinteraksi,
misalnya bicara dengan guru secara sopan & ramah, ngobrol dengan teman secara
gaul dan santai, dsb. Pengalaman dan keterampilan berinteraksi sejak SMA akan
memudahkan Agil mengembangkan kemampuannya sebagai Penyiar kelak.

Sebagaimana dijabarkan dalam pelatihan, keterampilan
di ruang siaran (membaca Teleprompter, penguasaan perangkat siaran) bisa
dipelajari di tempat Anda siaran kelak. Namun Dokter Penyiar mengingatkan
bahwa pembekalan mental juara itulah yang akan membuat Anda siap untuk jadi
seorang Broadcaster; bagaimanapun Audience-nya, bagaimanapun Program-nya,
bagaimanapun Klien-nya, dan bagaimanapun Boss-nya dalam karir Anda kelak.

Sabtu, 21 November 2009

kumpul bareng

lg ngumpul bareng nich.....

Ahad, 15 November 2009

NAFSU

Nafsu. Organ rohani manusia yang memiliki pengaruh paling banyak dan paling besar di antara anggota rohani lainnya yang mengeluarkan instruksi kepada anggota jasmani untuk melakukan suatu tindakan.

Nafsu secara etimologis berhubungan dengan asal usul "peniupan" dan sering secara silih berganti di pakai dalam literatur bahasa Arab dengan arti "jiwa kehidupan" atau "gairah dan hasrat duniawi", suatu istilah yang sangat banyak di gunakan dalam khazanah kaum sufi. Al-Gazali memeperlihatkan dua bentuk pengertian nafsu tersebut. Satu di antaranya adalan pengertian yang menggabungkan kekuatan amarah dan nafsu di dalam diri manusia. Sebenarnya kedua unsur tersebut mempunyai maksud yang baik, sebab mereka bertanggung jawab atas gejala-gejala jahat di dalam pribadi seseorang, dan sebaliknya bagian yang merusak dari amarah dan nafsu harus di tertibkan dan di batasi tindakannya. Adapun pengertian kedua dari nafsu ialah "kelembutan Ilahi".

Dengan demikian nafsu dapat di pahami sebagai keadaan sesungguhnya dari wujud atau perkembangan pada suatu tingkatan tertentu dalam pribadi secara keseluruhan. Ia mengandung arti penjelasan hubungan yang sesungguhnya antara hati dan gairah tubuh, dan dalam keadaan tertentu dari kelembutan Ilahi.

Dalam khazanah tasawuf dikenal adanya proposisi bahwa yang paling dekat denagn seseorang itu adalah dirinya sendiri, dan menginsafi diri sendiri adalah awal dari pengenalan terhadap Allah SWT, sebagai gambaran dari kesempurnaan akhlak seseorang ( man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbah " barang siapa tahu dirinya maka sesungguhnya telah mengetahui Tuhannya " ).

Pada sisi lain manusia itu sendiri terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani da rohani, yang di sebut terakhir di lengkapi dengan empat organ, satu di antaranya adalah nafsu, di samping akal, qalbu, dan roh. Nafsu adalah suatu organ yang besar pengaruhnya dalam mengmengeluarkan instruksi kepada jasmani untuk berbuat durhaka atau taqwa, kekuatan yang akan di tuntut pertanggungjawabannya atas perbuatan buruk dan baik, bekerja dan berkehendak, kekuatan yang dapat menerima ajakan naluri rendah hawa nafsu.

Dalam literur tasawuf, nafsu di kenal memiliki delapan kategori, dari kecenderungan yang paling dekat pada tindakan buruk sampe ketingkat kedekatan kepada kelembutan Ilahi.

1.An- nafsu al-ammarat bi as-su, yaitu kekuatan pendorong naluri sejalan dengan nafsu yang cenderung kepada keburukan. Hal ini di tegaskan surah Yusuf ayat 53 ("Dan aku [Nabi Yusuf] tidak melepaskan diri dari tanggung jawab [atas kesalahan] karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh [cenderung] kepada keburukan"). Nafsu pada kategori ini belum mampu membedakan yang baik dan yang buruk, belum memperoleh tuntunan tentang manfaat dan mafsadat ( kerusakan ), semua yang bertentangan dengan keinginannya dianggap musuh, sebaliknya setiap yang sejalandengan kemauannya adalah karibnya. Dalam tindakan nyata dapat terlihat selalu khianat, enggan menerima nasihat dan saran, dan sebaliknya gembira menerima bisikan iblis dan setan yang menunjukkan jalan buruk dan terkutuk. Terhadap nafsu dalam kategori ini, Allah SWT memperingatkan agar tidak diikuti, sebab ia akan menyesatkan, dan setiap yang sesat akan mendapatkan azab yang berat ( QS. 38:26 ), bahkan mengikuti nafsu ini di gambarkan akan mengakibatkan hancurnya langit dan bumi dengan segala isinya ( QS.23:71 )

2.Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang telah mempunyai rasa insyaf dan menyesal sesudah melakukan suatu pelanggaran. Ia tidak berani melakukan pelanggaran secara terang-terangan dan tidak pula mencari secara gelap untuk melakukan sesuatu karena ia telah menyadari akibat-akibat dari perbuatannya. Namun dia belum mampu mengekang nafsu yang membawa kepada perbuatan buruk itu. Oleh karena itu, ia masih selalu dekat kepada pekerjaan yang mufsadat. Kategori nafsu ini denagn segala sifat-sifatnya oleh para sufi didasarkan pada empat firman Allah SWT, masing-masing : surah Al-Qiyamah ayat 1-2: "Aku ( Allah ) bersumpah dengan dengan hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali ( dirinya sendiri ": demikian juga pada ayat 14-15: "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya." Pada tingkat ini seseorang, jika telah selesai mengerjakan suatu pekerjaan yang buruk, menjadi insyaf dan menyesal, dan seterusnya mengharap agar kejahatannya tidak terulang lagi dan semoga dia memperoleh ampunan. Pada dirinya telah tumbuh bibit pikiran dan kesadaran, bahkan disebut bahwa nafsu inilah yang akan menghadapi perhitungan kelak pada hari kiamat.

3.Nafsu Al-Musawalah, yaitu nafsu yang telah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun baginya mengerjakan yang baik itu sama halnya dengan melakukan yang buruk. Ia melakukan perbuatan buruk meskipun tidak dengan terang-terangan tetapi dilakukannya dengan sembunyi-sembunyi, karena sifat malu telah ada padanya. Namun malu yang muncul itu baru merupakan malu terjadap orang lain, belum atas kesadarannya sendiri.Ia malu kalau orang lain mengetahui keburukannya atau kejahatan yang dilakukannya. Kategori ini masih berada pada posisi dekat dengan keburukan, sebab Allah SWT secara jelas melarang manusia untuk mencampuradukkan yang hak dengan yang batil ( QS.2:42 ), dan bahwa Allah SWT mengetahui apa yang dirahasiakan dan apa yang dilahirkan, dan mengetahui pula apa saja yang diusahakan hamba-hambanya ( QS.6:3; 2:7 ).

4.Nafsu Al-Mutma'innah, yaitu nafsu yang telah mendapat tuntunan dan pemeliharaan yang baik. Ia mendatangkan ketentraman jiwa, melahirkan sikap dan perbuatan yang baik, mampu membentengi serangan kekejian dan kejahatan, dan mampu memukul mundur segala kendala dan godaan yang mengganggu ketentraman jiwa, bahkan ketenangan jasmaniah terutama dengan dzikir kepa Allah SWT. Ia berfungsi mendorong melakukan kebajikan dan mencegah berbuat kejahatan. Posisi nafsu ini secara jelas digambarkan Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 28 dan 29: "(yaitu) orang-orang yan beriman dan hati mereka menjadi tenteram ( tatma'inn ) dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram" ( ayat 28 ). "Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembaki yang baik" ( ayat 29 ). Nafsu di sini telah mapan dan tidak terganggu lagi oleh gairah, sehingga dapat secara khusyuk memenuhi keyakinannya.

5. Nafsu Mulhamah, yaitu nafsu yang memperoleh ilham dari Allah SWT, dikaruniai ilmu pengetahuan.Ia telah di hiasi akhlaq mahmudah ( akhlak yang terpuji ), dan ia merupakan sumber kesabaran, ketabahan dan keuletan. Pada tingkat ini nafsu itu telah terbuka kepada berbagai petunjuk ( ilham ) dari Allah SWT. Dengan itu pula seseorang telah memiliki sifat-sifat yang menunjukkan kepribadian yang kuat, sebagaimana yang ditegaskan Allah SWT dalam surah as-Syams ayat 7-10: " dan jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan ) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."

6. Nafsu Radiyah. yaitu nafsu yang ridha kepada Allah SWT, yang mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kesejahteraan. Nafsu ini dalam realisasinya sering kali muncul dalam bentuk tindakan-tindakan, misalnya ia selalu mensyukuri nikmat Allah SWT, sebab Allah SWT menjanjikan tambahan nikmat bagi mereka yang bersyukur kepada nikmat-nikmat Allah SWT, dan sebaliknya akan di beri azab mereka yang tidak mensyukuri nikmat itu ( QS.14:7 ). Nafsu ini akan menjadikan seseorang ridha dalam melaksanakan segala perintah Allah SWT, dan secara ikhlas pula menjahui segala larangannya, secara senantiasa kanaah atau merasa cukup/ memadai pemberian Allah SWT.

7. Nafsu Mardiyah, yaitu nafsu yang mencapai ridha Allah SWT. Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal, artinya jika TUhan memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya oramg yang dihinakan oleh Allah SWT, siapa pun tidak bisa memuliakannya.
Dua nafsu tersebut terakhir, yakni nafsu radiyah dan mardiyah, oleh para sufi didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah al-Fajr ayat 27-28 : " Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada TUhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya." Hamba yang di ridhai akan di masukkan kedalam surga-Nya.

8. Nafsu Kamilah, yaitu nafsu yang telah sempurna bentuk dan dasarnya, sudah dianggap cakap untuk mengerjakan irsyad ( petunjuk ) dan menyempurnakan penghambaan kepada Allah SWT. Orangnya dapat di sebut sebagai *mursyid dan mukammil ( orang yang menyempurnakan ) atau * insan kamil, yang dalam pengalaman para sufi telah tercapai tajjali ( terbuka, tak bertabir ), asma' wa as-sifat ( nama dan sifat ), baqa'billah ( berada bersama Allah ), fana fillah ( hancur dalam Allah ), ilmunya ilmu ladunni minallah ( ilmu anugrah Allah ).
Dengan demikian nafsu sebagai unsur rohani manusia pada tingkat tertentu dapat diarahkan kepada perbuatan baik dan pada tingkat tertentu pula manusia bisa dirongrong dan di goda hawa nafsu sehingga terseret ke lembah kehinaan. Jika telah demikian, hawa nafsu telah merajalela dan mengganas, menjerumuskan manusia ke tempat yang hina, tempat yang paling rendah, yang Allah SWT telah janjikan akan mengembalikan manusia ke tempat seperti itu.
Demikianlah sikap Islam terhadap nafsu itu, sebagaimana di fahami para sufi yakni mengembangkan sifat baik dan memberi peringatan kepada nafsu yang buruk bahkan mengusahakan untuk tidak memanjakannya dalam menjalani latihan-latihan yang keras untuk menundukkannya. Orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya ( QS.79:40,41 ). Para pecinta akhlak dan tasawuf menyebut bahwa jihad paling besar adalah jihad melawan nafsu ( hawa nafsu ).

Jumaat, 13 November 2009

Tentang Waktu

ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan
ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi,
ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketengan,
ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan,
ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Allah,
ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan,
ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
ambillah waktu untuk memberi, itu dapat membuat hidup terasa beerti,
ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga...

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan.
Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukanan bagi kita.

seseorang manusia harus cukup rendah hati untuk mengakui kesilapannya, cukup bijak untuk mengambil manfaat daripada kegagalannya dan cukup berani untuk membetulkan kesilapannya.

Dalam hidup, terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita ingini. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya, kita tahu bahwa yang kita inginkan kekadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.

jadikan dirimu sebagai pohon yang rendang di mana insan dapat berteduh, jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api. jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempat buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah.

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat yang kamu ingin pergi. jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

masa depan yang cerak berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kami sampai kamu melupakan kegagalan kamu dah rasa sakit hati.

Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian kepada orang yang ketakutan

janganlah berputus asa. tetapi kalau anda sampat berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus

dunia ini umpana lautan yang luas. kita adalah kapal yang belayar di lautan. telah ramai kapal karam didalamnya... andai muatan kita adalah iman, dan layarnya takwa, nescaya kita akan selamat dari tersesat di lautan hidup ini.

sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada di sisimu ketika kamu memerlukan sokongan walaupun saat itu mereka sepatutnya berada di tempat lain yang lebih menyeronokkan.

tanda-tanda orang yang budiman ialah dia akan merasa gembir jika dapat berbuat kebaikan kepada orang lain, dan dia akan berasa malu jika menerika kebaikan daripada orang lain

hiduplah seperti lilin, menerangi orang lain, janganlah hidup seperti duri mencucuk diri dan menyakiti orang lain.

Sabar dan Shalat, Sebuah Harmoni

Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS Al Baqarah [2]: 155).

Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku shalat”. Demikian sabda Rasulullah SAW. Hadis ini menunjukkan betapa penting dan strategisnya peranan shalat bagi seorang Muslim, sampai detail gerakan dan bacaannya dicontohkan langsung oleh beliau.
Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, olah gerak, dan olah rasa (sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Kontemplasi dan riyadhah yang terintegrasi sempurna, saling melengkapi dari dimensi perilaku/lisan (al bayan), respons motorik, rasionalitas (menempatkan diri secara proporsional), dan kepekaan terhadap jati diri–kepekaan dan kehalusan untuk merasakan cinta dan kasih sayang Allah SWT.

Yang menarik, Alquran kerap menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam QS Al Baqarah [2] ayat 155, Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Mengapa Sabar dan Shalat?
Secara etimologi, sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Dari sini sabar dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai ridha Allah. Difirmankan, Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabb-nya (QS Ar Ra’d [13]:22),

Sabar termasuk kata yang banyak disebutkan Alquran. Jumlahnya lebih dari seratus kali. Tidak mengherankan, karena sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta keutamaan, maka kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya. ‘Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan syahwat. Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah karuniakan. Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan. Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah. Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlak-akhlak mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh agama semuanya bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang berbeda.

Cakupan sabar ternyata sangat luas. Tak heran jika sabar bernilai setengah keimanan. Sabar ini terbagi ke dalam tiga tingkatan. Pertama, sabar dalam menghadapi sesuatu yang menyakitkan, seperti musibah, bencana atau kesusahan. Kedua, sabar dalam meninggalkan perbuatan maksiat. Ketiga, sabar dalam menjalankan ketaatan.
Tidak berputus asa saat menghadapi hal yang tidak mengenakan merupakan tingkat terendah dari kesabaran. Satu tingkat di atasnya adalah sabar untuk menjauhi maksiat serta sabar dalam berbuat taat. Mengapa demikian? Sabar menghadapi musibah sifatnya idhthirari alias tidak bisa dihindari. Pada saat ditimpa musibah, seseorang tdak memiliki pilihan kecuali menerima cobaan tersebut dengan sabar.

Tidak sabar pun musibah tetap terjadi. Lain halnya dengan sabar menjauhi maksiat dan melaksanaan taat, keduanya bersifat ikhtiari atau bisa dihindari. Di sini manusia “berkuasa” melakukan pilihan, bisa melakukan bisa pula tidak. Biasanya ini lebih sulit.
Secara psikologis kita bisa memaknai sabar sebagai sebuah kemampuan untuk menerima, mengolah, dan menyikapi kenyataan. Dengan kata lain, sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai ridha Allah. Difirmankan, Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabb-nya (QS Ar Ra’d [13]: 22).

Jiwa yang Tenang
Salah satu ciri orang sabar adalah mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputusasaan, melainkan optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi di mana kita harus “marah” misalnya, maka marahlah secara bijak serta diniatkan untuk mendapatkan kebaikan bersama. Karena itu, mekanisme sabar dapat melembutkan hati, menghantarkan sebuah kemenangan yang manis atas dorongan syaithaniyah untuk menuruti ketidakseimbangan pemuasan hawa nafsu.
Dalam shalat dan sabar terintegrasi proses latihan yang meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan (kecerdasan motorik), inderawi (kecerdasan sensibilitas), aql, dan pengelolaan nafs menjadi motivasi yang bersifat muthma’innah. Jiwa muthma’innah atau jiwa yang tenang inilah yang akan memiliki karakteristik malakut untuk mengekspresikan nilai-nilai kebenaran absolut. Hai jiwa yang tenang (nafs yang muthmainah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang bening dalam ridha-Nya(QS Al Fajr [89]: 27-28).

Orang-orang yang memiliki jiwa muthma’innah akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam kesehariannya. Sebuah nilai yang didominasi kesabaran paripurna. Praktiknya tercermin dari sikap penuh syukur, pemaaf, lemah lembut, penyayang, tawakal, merasa cukup dengan yang ada, pandai menjaga kesucian diri, serta konsisten.
Tak heran bila Rasulullah SAW dan para sahabat menjadikan shalat sebagai istirahat, sebagai sarana pembelajaran, pembangkit energi, sumber kekuatan, dan pemandu meraih kemenangan. Ketika mendapat rezeki berlimpah, shalatlah ungkapan kesyukurannya. Ketika beban hidup semakin berat, shalatlah yang meringankannya. Ketika rasa cemas membelenggu, shalatlah pelepasannya. Khubaib bin Adi dapat kita jadikan teladan. Saat menghadapi dieksekusi mati di tiang gantungan, Abu Sufyan memberinya kesempatan untuk mengatakan keinginan terakhirnya. Apa yang ia minta? Khubaib minta shalat. Permintaan itu dikabulkan. Dengan khusyuk ia shalat dua rakaat. “Andai saja aku tidak ingin dianggap takut dan mengulur-ulur waktu, niscaya akan kuperpanjang lagi shalatku ini!” ungkap Khubaib saat itu.

Ya, shalat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar. Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas. Ciri shalat berkualitas adalah terjadinya dialog dengan Allah sehingga melahirkan ketenangan dan kedamaian di hati. Komunikasi dengan Allah tidak didasari “titipan” kepentingan. Dengan terbebas dari gangguan “kepentingan” tersebut, insya Allah shalat kita akan mencapai derajat komunikasi tertinggi. Siapa pun yang mampu merasakan nikmatnya berdialog dengan Allah SWT, hingga berbuah pengalaman spiritual yang dalam, niscaya ia tidak akan sekali melalaikan shalat. Ia rela kehilangan apa pun, asal tidak kehilangan shalat. Jika sudah demikian, pertolongan Allah pasti akan datang. Wallaahu a’lam

Selasa, 10 November 2009

SDLC (System Development Life Cycle)

SDLC????????
Website, menjadi barang yang paling menarik sejak kehadiran internet (diluar Chatting tentunya :-)). Apakah Website itu? ada banyak definisi tentangnya, yang jelas website adalah sebuah rumah di internet, sebuah media promosi elektronik, sebuah pusat layanan informasi non-stop 24 jam, lebih jauh dengan adanya aplikasi Virtual Office di dalamnya diharapkan proses kerja yang menyangkut pengiriman & pelaporan dokumen serta proses komunikasi berjalan lebih lancar karenanya.

Ingin memiliki website? buat sebagian orang : "Ga usah lah, buat apa?", buat sebagian lagi: "Kita harus punya agar image kita menjadi lebih baik!", buat sebagian orang lagi: "Dijaman seperti sekarang, jika kita tidak mempunyai nya, maka sama artinya dengan ketinggalan kereta!".

Buat orang yang ingin mememilikinya, ada beberapa tahapan yang harus dilalui saat membangun sebuah website, sebab pada dasarnya sebuah website adalah sebuah sistem software, jadi proses pengembangannya dijamin akan selalu terikat pada apayang dinamakan SDLC. SDLC adalah System Development Life Cycle, yang sederhananya adalah tahapan - tahapan pengembangan sistem. apa saja tahapannya?

Identification, yaitu proses mengidentifikasi kebutuhan! apa saja yang diinginkan dengan memiliki sebuah website? tentunya hal ini berkaitan dengan fasilitas - fasilitas yang ada ddalam website yang akan dibangun itu sendiri.
Analysis, proses menganalisa kebutuhan, proses menganalisa fasilitas - fasilitas apa saja yang diinginkan dalam web yang akan dibangun tersebut, berdasarkan proses Identification.
Design, yaitu proses perancangan sistem yang akan dibangun baik itu dari sisi desain layout atau tampilan (nilai artistik & estetika nya) ataupun dari sisi teknis seperti database dan aplikasi atau fasilitas yang akan menjadi bagiannya, berdasarkan hasil analisa sebelumnya.
Implementation, yaitu proses development, proses meng-implemntasi design yang telah dibuat.
Testing & Documentation, adalah proses penge-test-an hasil development dan proses mendokumentasikan apa yang telah dibuat.
Jangan lupa bahwa pada saat proses testing ini, kadang kala muncul hal - hal yang tidak kita inginkan, seperti error dan lain lain, juga kadang ada permintaan untuk menambah atau mengubah sesuatu! Nah proses ini akan bisa kita lalui secara baik jika kita kembali merujuk pada tahapan - tahapan pengembangan sistem diatas.

Ribet? ga juga tuch....coba aja jalanin... kadang tanpa sadar semua tahapan itu telah kita lalui.
Perlu diperhatikan pula (khusus untuk para developer) bahwa ada kebiasaan disebagian masyarakat yang ingin membangun sebuah sistem, pada awalnya mereka tidak punya konsep akan seperti apa sistem yang akan dibangun tersebut, mereka hanya tahu, saya ingin ada A disana, saya ingin B bisa jalan disana, ketika ditanya konsep nya secara komprehensif, yang ada malah bingung! tetapi setelah sistem itu jadi, nah mulailah... saya pingin si A ini bisa jungkir balik! saya pingin B bisa melompat, saya ingin ada C, D, E, F, G, H sebab ini penting! Buruknya lagi, setelah berbagai fasilitas dibuat, "Gw Ga Bisa Makenya!".

Dengan tetap berpegang pada SDLC, mudah - mudahan semua masalah dalam pembangunan sistem (terutama sistem web) tersebut bisa diatasi dengan baik! Amien.

Membangun Aplikasi Sistem Informasi Dengan Kecepatan Optimal

Kecepatan program bagi seorang programmer menunjukkan juga kecakapan memproduksi aplikasi (coding) dengan cara yang tepat. Ingat! Proses adalah sebagian dari hasil. Hasil bagus pastilah terlahir dari proses yang matang, bagus, terencana dan tepat. Bukan kebetulan terjadi. Jika cara programming kita asal-asalan, siap-siaplah menuai kritik bahkan cemooh user: “wah kok lambat ya…”, “Masa untuk proses data harus di tinggal makan siang dulu mas…”

Itu dari sudut programmer, bagi sudut corporate/company (dengan jumlah record transaksi yang besar), maka program yang robust dengan kecepatan handal adalah kebutuhan. Misalkan saja sebuah kasir pitstop sebuah depo container dengan antrian panjang. Satu detik saja sangat berharga, klo bisa, begitu di tekan tombol print maka proses cetak langsung ke dua printer dan sebuah form siap input sudah siap di isi tanpa terpengaruh dengan loading data untuk print dsb.

Beberapa Tips Untuk Mendapatkan Kecepatan Optimal
Berikut beberapa catatan singkat yang sempat terekam saat membangun aplikasi.

1. Pilihlah jenis koneksi database yang tepat

Sebelum terlalu jauh digunakan, cobalah beberapa alternatif koneksi yang memungkinkan. Bandingkan dan pilih dengan kecepatan yang paling optimal. Biasanya, koneksi langsung (direct connection) ke database jauh lebih cepat daripada harus melewati lapisan lagi semacam ODBC. Dalam kasus yang saya temui, saya menemukan bahwa koneksi ke PostgreSQL sangat jauh lebih cepat dengan Zeos daripada PsqlODBC.

2. Gunakan DLL untuk membuat program lebih moduler

DLL’s tersebut bisa kita gunakan menimpan prosedur2 yang sering di gunakan. Ini akan membuat file exe jadi lebih kecil ukurannya. DLL bisa dipanggil hanya ketika di perlukan.

3. Open dataset pada saat yang tepat dan memang di butuhkan

Jangan pasang semua dataset pada sebuah form dan di open semua saat form onShow. Open untuk dataset yang dibutuhkan . Jika ada dataset yang mungkin tidak mesti digunakan, open saat akan dibutuhkan saja. Misal dengan :

With Table1 do
if not Active then Open;

4. Gunakan query base daripada table base untuk form transaksi yang memerlukan banyak dataset


Query bisa kita atur untuk mengambil sebagian data saja, meskipun bisa juga dengan mennggunakan TTable dan di filter. Tapi itu akan jauh lebih lambat.

Akan lebih cepat Anda melakukan query dengan :

Insert into customer (nik,...) values ('0001' ... ...)

daripada:

Table1.Append;
Table.FieldByName(’nik’).AsString := ‘0001′;

Dengan query maka client tidak perlu meminta seluruh data (seperti pada table). Performance program akan terjaga. Jika menggunakan cara kedua (TTable), setiap bertambah record itu sama artinya menurunkan performance, semakin lama semakin lambat.

5. Load data sesuai yang diinginkan

Jika form hanyalah untuk input, maka gunakan komponen non DataAware, maksudnya komponen yang tidak berhubungan langsung dengan koneksi database missal TEdit (TDBEdit). Jadi begitu input langsung masukkan pada property SQL.Text := 'insert into ... bla... bla...'

Pilihlah Memory Table daripada TQuery yang dipasangkan dengan TUpdateSQL untuk menqoperasikan sebagian hasil query untuk di edit. Jangan pake Table yang di filter! Ini sama artinya meminta aplikasi load all data kemudian di pilihi.

7. Bijaksanalah menggunakan CalculatedField

Pilihlah query yang cukup kompleks untuk ambil dari beberapa table daripada Anda open satu dataset kemudian menggunakan event onCalculated, yang akan mengisikan field Calculated. Karena onCalculated akan terus di eksekusi sebanyak record yang harus di load. Jika query maka server hanya sekali menerima perintah, di proses dan kirim lagi. Ini juga akan mengurangi beban jaringan daripada cara CalculatedField.

Output Program
1. Cetak Ke Layar

Jika dataset sudah tersedia maka jangan pilih report dengan koneksi langsung ke database seperti crytal report tapi pilih reporting tool yang bisa ambil data dari dataset yang sudah terisi pada form.
Jika dataset tidak tersedia (biasanya kita masukkan dalam menu laporan input parameter laporan), baru menggunakan report yang akan mengquery data
Jika ingin mengeluarkan output ke office document seperti excel, jangan gunakan OleContainer tapi gunakan excel report tool (banyak VCL yang free). OleContainer akan meminta program handle dokumen yang dihasilkan. Ini salah satu (diagnosa saya) yang menyebabkan kadang terasa sangat lambat untuk pasing data. Lain dengan Excel Report yang hanya open excel dan create dokumen, lempar data.
Jika ada penghitungan, sorting, dan gruping, pilihlah option untuk hitung di server, tentunya saya memakai asumsi bahwa computer server memang di sediakan untuk operasi data dengan cepat dan handal.
Untuk laporan yang menggunakan image (misal foto) yang tersimpan. Batasi ukuran file saat penyimpanan saja. Sehingga saat laporan tidak memberatkan.
2. Pencetakan

Pilih print langsung ke printer jika memang tidak memerluka print via jaringan.
Gunakan Thread untuk open koneksi dataset untuk dataset yang aman. Thread memungkinan membuka dataset secara bersamaan dalam satu waktu. Jadi tidak sekuensial. Akan tetapi, ini akan menjadi ‘petaka’ manakala kita tidak hati2 dengan mengecek status opennya saat akan menggunakan. karena meski dataset belum open, form sudah bisa di lihat user.
Browse Data dan UI
1. Minimalisasi penggunaan mouse

Gunakan shortcut
Pemakaian tombol2 yang tepat. Jangan meminta user untuk menekan/klik tombol jika memang transaksi bisa dilakukan tanpa melakukannya. Contoh tombol Add/Edit
Minimalisasi browse data dengan jumlah besar. Lebih cepat validasi data setelah user input. Browse data hanya digunakan untuk pencarian jika user memang tidak memegang data transaksi secara jelas(masih perlu proses pencarian).
Jika memerlukan browse data, usahakan untuk meminimalisi query dengan minta bantuan user menginput sebagian data. (gunakan ‘ilike’)
2. Efisiensi coding

Efisiensikan pemakaian variable pada coding, karena semakin tidak efisien semakin memeberatkan memory. Juga perhatikan coding kita, jangan terburu2 membuat looping yang memerlukan variable jika sebenarnya tidak perlu.
Jangan terlalu banyak memakai komponen yang bermacam-macam dari VCL yang berbeda-beda. Ingat semakin banyak unit (kita deklarasikan dengan frasa Uses) akan semakin membuat ukuran file kita besar dan aka mengurangi performance. Misal, klo sudah pakai Developer Express, maka untuk grid, editor2 nya usahakan sama saja. Kecuali memang ada tujuan betul2 khusus. Jika Anda mengganti komponen (menghapusnya dan menggantikan dengan lainnya), usahakan untuk cek di Uses jangan sampai unit2nya masih tertempel terus pada form Anda.
Jika Anda menggunakan Skin (seperti SuiSki / Dynamic Skin Form) untuk mempercantik tampilan, sertakan file skin dengan exe. Lebih baik tidak di buat built in. ini menghindari ukuran aplikasi yang membengkak. Jangan lupa untuk men-skin form hanya untuk form itu saja.
Jika ada catatan saya yang salah, sudilah kiranya saya diberi pencerahan ke email langsung. Terima kasih sebelumnya

BAHASA MESIN

Bahasa mesin atau kode mesin adalah satu-satunya bahasa komputer yang dapat langsung dipahami oleh CPU. Bahasa mesin ditulis dalam serangkaian bit-bit (bilangan-bilangan biner, yaitu bilangan yang hanya mempunyai angka 1 dan 0). Beberapa pola-pola bit disimpan dalam mikroprosesor sebagai kode operasi (opcode), yang berarti memerintahkan CPU melakukan operasi tertentu (misalnya operasi aritmetika atau pengaksesan memori), sementara pola-pola bit lain dapat menunjukkan suatu lokasi memori (memory address) tertentu, dan pola-pola bit lain dapat berarti sebuah bilangan. Bahasa lain diterjemahkan melalui interpreter atau kompiler ke dalam bahasa ini sebelum dieksekusi oleh CPU.

Bahasa rakitan adalah bahasa pemrograman tingkat rendah yang memberi julukan-julukan (mnemonics) pada operasi-operasi dalam daftar instruksi (isntruction set) komputer tersebut, agar program-program dalam komputer lebih mudah dimengerti manusia daripada sekumpulan angka-angka 1 dan 0.
Bahasa assembly adalah suatu low-level language untuk programming komputer(singkatnya, bahasa mesin). Merupakan implements suatu penyajian yang simbolis menyangkut kode mesin klasifikasi dan tetap lain diperlukan untuk program arsitektur CPU tertentu . Penyajian ini pada umumnya digambarkan oleh perangkat keras pabrikan, dan didasarkan pada singkatan ( alat bantu mengingat yang disebut) bantuan itu programmer ingat instruksi individu, daftar, dan lain lain Suatu bahasa asembler begitu dikhususkan untuk suatu phisik tertentu atau arsitektur komputer sebetulnya ( sebagai lawan kebanyakan high-level language, yang pada umumnya jinjing).



Bahasa asembler dikembangkan yang pertama di tahun 1950-an, ketika mereka dikenal sebagai bahasa program generasi kedua. Mereka menghapuskan sebagian besar error-prone dan first-generation memakan waktu yang memprogram diperlukan dengan komputer yang paling awal, membebaskan programmer dari rasa jemu seperti ingatan kode klasifikasi dan alamat menghitung. Mereka sekali ketika secara luas digunakan untuk segala rupa programming. Bagaimanapun, dengan 1980s ( 1990s pada [atas] komputer kecil), penggunaan mereka telah sebagian besar digantikan oleh high-level language, di (dalam) pencarian untuk produktivitas programming ditingkatkan. Hari ini, bahasa asembler digunakan terutama semata untuk perangkat keras manipulasi langsung, akses untuk mengkhususkan instruksi pengolah, atau untuk menunjuk isu capaian kritis. Penggunaan khas adalah pengarah alat, sistem ditempelkan low-level, dan real-time sistem