Rabu, 2 Disember 2009

AKU INGIN MENJADI PENYIAR

Suara seorang penyiar kita dengar dari pesawat radio yang kita milki, suaranya mengalun mengantarkan kebersamaan dalam beraktivitas dan beristirahat. Sebenarnya saat kita sibuk bekerja, panyiar juga sedang sibuk milihin lagu, nurunin dan naikin fader (alat untuk menurunkan dan menaikan volume music atau vocal saat siaran di radio) begitu cepat dan jeli karena jika salah maka kita akan memindahkan frekuensi radio itu atau kita ngomentarin “radio ngak mutu”. Lalu ketika kita sedang enak beristirahat selepas bekerja atau sedang termenung dan berhayal. Seorang penyiar sibuk mikirin SMS mana yang akan dibaca duluan, lagu apa yang akan diputerkan selanjutnya dan berapa menit lagi waktu yang tersisa untuk muterin iklan, adlibs, dan ngomong buat nyampein materi. Memang sibuk tapi demi kepuasan pendengar, penyiar siap melakukan semuanya.

Bagi para pemula mungkin agak sedikit kebingunangan apa yang harus pertama dilakukan ketika siran. Fakta membuktikan siaran perdana atau pengalaman kali pertama siaran itu sering mengalami “gugup yang hebat”. Saat mulut mendekati microphone dan akan mengatakan sesuatu otak kita tibatiba jadi blank kosong mau ngomong apa? Nah bukan hanya itu kita juga sering bingun, nanti lagu selanjutnya apa ya? Trus gak Cuma itu gara-gara panik kita jadi lupa menutup kembali fader mixer atau lupa naikin fader saat bicara. Wah … pasti keringat akan mengucur deras dari dahi dan ketiak. Lalu bagai mana cara mengatasi hal tersebut?

Selain percaya diri sebagai syarat mutlak untuk menjadi penyiar, memperbanyak latihan adalah syarat yang tidak kelewat penting bagi seseorang yang ingin menjadi penyiar. Seorang penyiar professional misalnya, dia tidak semerta-merta mengabaikan hal-hal yang penting untuk di perhatikan seperti:

Membaca buku, Koran dll ,Menonton TV,Diskusi dengan teman atau bertanya kepada orang yang lebih tinggi ilmunya Datang ke acara seminar dan Mengolah ide Semuanya dilakukan oleh seorang penyiar untuk menjadi pribadi yang dinamis tidak monoton. Bayangkan saja akan seperti apa kejadiannya jika seorang penyiar berbicara itu-itu melulu atau bahasannya ngak jauh pasti mengarah kearah situ, pasti bosen!!! Ya? Nah kelima poin diatas jangan sampai diabaikan oleh kamu calon broadcaster sejati. Karena inilah yang akan mencetak secara otomatis pribadi kamu yang dinamis dan ngak pernah ketinggalan dalam hal kemajuan.

Membiasakan sesuatu yang ngak biasa kita lakukan itu akan memberikan ketidak nyamanan. Misalnya, kita dipaksa untuk membaca padahal kita males membaca, belajar berbicara di cermin bikin kita ngak pede karena di cermin kita menganggap wajah kita kurang cakep, belajar banyak ngobrol dan mengenal banyak orang padahal kita adalah seorang yang pendiam. Bagaimana solusinya?

Nah inilah masalah yang saya anggap susah-susah gampang, tapi jika saya boleh bertanya kepada pembaca, bagaimana jika seorang SBY, dia merasa minder dan malu untuk jadi presiden? Pasti sekarang presidennya bukan SBY, mungkin SBK atau GP (itu mah Super Bike dan Grand Prix) nah modal pertama yang harus dimilki oleh siapa pun yang ingin maju dan khususnya buat calon broadcaster itu mesti “berani” sekali lagi berani!!! Nah jika modal ini sudah dijalankan dan bersemayamkan dalam jiwa kita, maka predikat sukses itu kemungkinan besar pasti dapat kita raih. Selanjutnya adalah proses realisasinya, teori sukses tanpa praktek itu nonsense jika kita hanya berdiskusi menjadi seorang yang sukses setiap hari tanpa ada langkah untuk menjalankan ke arah itu. Jangan harap esok hari bisa makan kenyang. Nah , prinsip berani ini mesti kita terapkan dalam pergaulan sehari-hari misalnya, berani bertanya, menyapa, ngobrol saat di bis atau di halte dengan orang yang tidak kita kenal, dan berani memberikan senyum pada setip orang. Saya jamin hidup kamu akan merasa lebih baik dari hari kemarin. Setelah keberanian kita tanam dalam jiwa, maka proses selanjutnya adalah memanfaatkan kebernian kita kepada hal yang positiv, contoh, mencari kesempatan untuk meluluskan cita-citamu itu yaitu menjadi penyiar, dengan cara mencari informasi lewat teman, main ke studio radio, baca Koran dan internet. Nah, jika sudah dapat satu kesempatan, maka jangan sampai kita lewatkan kesempatan ini, karena kesempatan kedua belum tentu datang lagi menghampiri kita. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan surat lamaran, CV cuiculum vitae, poto copy ijazah (jika diperlukan), KTP, photo close up, dan sertifikat yang yang telah kita dapat dari pelatihan-pelatihan kepnyiaran dan sebagainya.

Memang keberuntungan itu selalu tidak pasti dan kesempatan pertama yang kita dapatkan belum tentu itu akan kita raih. Ada pepatah seorang milioner mngatakan “sukses adalah belajar dari try error and try error” baru kesuksesan akan kita dapatkan setelah kita mngetahui semua kelemahan kita dari kegagalan-kegalan yang ada. Jangan mengaku seorang pejuang sukses jika kita tidak pernah melakukan try error sebanyak seratus kali. Jika kita coba menganalogikan, misalnya kita melesatkan anak panah pada satu titik sasaran maka dari seratus lesatan itu pasti salah satunya tepat sasaran. Jiwa tangguh juga harus kita tanamkan dari tonggak perjuangan kita, jangan pernah mengeluh pada keterbatasan dan kelemahan karena manusia diciptakan adalah sebagai mahluk yang memilki sifat lemah dan memilki keterbatasan, orang lain bisa, pasti kita pun “bisa … !!!”

Langkah-langkah praktis untuk menjadi penyiar adalah:

1.Self preparing (mempersiapkan diri)
2.Confidence (percaya diri)
3.Recording (rekam)
4.Evaluasi
5.Try and try again

Mempersiapkan diri kita untuk melangkah labih maju adalah wajib bagi seorang yang merencanakan masa depan cerah. Persiapan diri adalah meliputi mempersipkan mental dan sedikit materi. Selanjutnya pupuk rasa percaya diri dalam jiwa kita, buatlah diri kita menjadi seorang yang “exist” dalam setiap kegiatan positiv, ini akan menjadikan diri kita menjadi seorang pribadi yang dinamis dan aktiv. Belajar percaya diri dapat dilakukan dengan berbicara pada cermin, kita dapat melihat ekspresi wajah kita saat marah, gembira, nagis dan bingung. Dari sinilah kita dapat melatih diri kita menjadi enak berbicara pada orang banyak. Bernyanyi saat mandi atau dikamar tidur alih-alih melatih vocal dan pernafasan. Setiap kali kita latihan siaran ada baiknya kita rekam dalam tape recorder atau alat rekam lainnya. Karena recorder ini suatu saat juga dapat bermanfaat bagi kita saat melamar pekerjaan karena biasanya suka melampirkan sample voice. Jangan lupa setelah latihan kita adakan evaluasi diri dari segala kegiatan yang telah kita lakukan sehari-hari atau latihan-latihan, apakah ada kemajuan atau kemunduran dan effect yang ditimbulkan, apakah positiv atau negativ?.

Jadikanlah diri kita menjadi sosok pribadi yang dinamis jangan pernah berhenti untuk berkarya dan bekerja. Karena hakikat manusia adalah diukur dari apa yang telah ia kerjakan. So, ngak ada lagi pekerjaan yang ditunda tunda untuk sukses menjadi penyiar. Jungjung tinggi asas try error dan try error hingga kamu menjadi orang yang besar dan hebat. Good luck … !!!

Tiada ulasan:

Catat Ulasan